Tank TNI Tabrak Gerobak dan Motor: Bukti TNI Bukan Makhluk Sempurna

Lah emang siapa yang bilang sempurna?

            Menjadi seorang tentara merupakan impian saya sejak kecil. Memegang senjata dengan baju loreng dan berdiri tegap adalah gambaran saya tentang tentara dulu. Seiring berjalannya waktu, muncul cita-cita lain yang saya anggap lebih keren daripada menjadi tentara. Cita-cita tentara tereliminasi perlahan dengan cita-cita lain. Saking banyaknya cita-cita yang saya impikan membuat saya bingung sampai sekarang dan akhirnya tidak punya cita-cita pasti.

            Serius. Ketika ditanya orang lain ataupun keluarga sendiri mengenai cita-cita saya, saya gelagapan bingung.

Cita-cita saya, apa, ya?

            Akhirnya saya menemukan jawaban yang tidak akan menimbulkan pertanyaan lanjutan: mau jadi orang yang berguna bagi bangsa dan agama.

Sadis. Pencitraan sekali hidup saya sepertinya, ya.

Oke, back to the topic.

            Tentara di mata saya—atau bahkan di mata sebagian orang—merupakan sosok yang sangat sempurna. Postur tubuh yang proporsional, kekuatan yang mumpuni dengan menggenggam senjata laras panjang, menggambarkan citra bahwa ia adalah sosok yang sempurna. Namun, citra tersebut perlahan-lahan memudar seiring dengan kejadian-kejadian yang sepertinya umum dialami oleh rakyat biasa, nyatanya dialami juga oleh tentara. Salah tiga contohnya adalah kecelakaan pesawat TNI AU, klaster virus Covid-19 di Secapa AD Bandung, dan yang terbaru adalah tank TNI menabrak sebuah gerobak dan beberapa motor di Rajamandala, Bandung Barat.

            Kejadian pertama adalah kecelakaan pesawat TNI AU. Pesawat Hawk 209 yang dikendalikan oleh Lettu Pnb Apriyanto Ismail dari Skuadron 12 Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru tersebut mengalami kecelakaan di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (15/6/2020) pagi (Dikutip dari Kompas.com). Pesawat bernomor registrasi TT-0209 ini mengalami kehilangan kekuatan saat akan mendarat di Runway 36. Kejadian ini membuktikan bahwa sekelas pesawat tempur TNI saja bisa mengalami kecelakaan seperti pesawat komersil lainnya.

Untung kejadiannya waktu latihan biasa, coba kalau lagi perang? Kan repot.

            Kejadian kedua adalah munculnya klaster Covid-19 di Secapa AD Bandung. Kejadian ini cukup menggemparkan masyarakat luas, sih. Ya iyalah, tentara yang kondisi fisiknya kuat dan badannya sehat-sehat aja sama virus corona masih bisa kalah. Alhasil, wilayah di sekitar Secapa AD Bandung pun diberlakukan PSBM (Pembatasan Sosial Berskala Mikro) untuk meminimalisasikan pergerakan masyarakat sekitar.

            Kejadian terakhir—dan jadi viral—adalah tank TNI yang menabrak gerobak dan motor di dekat pintu keluar PLTA Saguling yang terletak di Rajamandala, Bandung Barat. Dalam video yang beredar tampak sebuah tank yang keluar dari jalan masuk PLTA Saguling menuju ke arah Cianjur. Tank pertama keluar dengan mulus. Tank kedua, sebaliknya. Tank kedua di video itu terlihat seperti sedang ngedrift dan akhirnya menabrak gerobak dan beberapa motor. Imbas dari kejadian itu tentu kerugian dialami oleh pedagang dan pemilik beberapa motor di TKP. Eitss, tapi TNI langsung bergerak cepat dengan bertanggungjawab mengganti kerugian tersebut. Hal itu disampaikan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) III/Siliwangi Kolonel Inf F.X Sri Wellyanto. Nah gini kan bagus, jiwa kstaria dalam bertanggungjawabnya dikeluarkan.

            Dari beberapa kejadian tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa sejatinya prajurit TNI itu sama dengan kita (baca: rakyat biasa). Mereka bisa melakukan kesalahan, sama seperti rakyat biasa. Kalau sudah begini, masih adakah prajurit yang merasa agung dan sempurna ketika bergaul di masyarakat?

Comments

Popular posts from this blog

Jihad Abdul Jaffar bin Baehaki

Mengenal Oedipus Complex dan Electra Complex

Bahasa Indonesia Sudah Go Internasional!