Posts

Showing posts from August, 2021

Kritik di Media Sosial: Antara Hasrat dan Ancaman

Image
  Setelah tulisan ini terbit, siap-siap aja tukang bakso lewat depan rumah~             Penggunaan media sosial yang semakin masif di abad ke-21 ini menjadikannya bukan lagi sekadar tempat untuk mencari hiburan, melainkan sarana untuk mengungkapkan ide atau pendapat. Khususnya ketika kondisi pandemi covid-19 masih tak terbendung di Indonesia yang memperkecil—bahkan menghilangkan—kesempatan untuk menyuarakan pendapat yang biasa dilakukan dengan cara berdemo. Menjadi logis apabila media sosial digunakan oleh rakyat untuk menyuarakan pendapatnya terkait kebijakan-kebijakan pemerintah yang dirasa menyimpang dari aturan.             Indonesia, sebagai negara yang katanya demokrasi, mestinya dapat memberikan keleluasaan bagi rakyat untuk melakukan kritik melalui pernyataan pendapat—baik di muka umum ataupun melalui media sosial. Yang terjadi justru sebaliknya. Makna demokrasi tidak dirasakan sama sekali ketika rakyat menyuarakan pendapatnya berupa kritik kepada pemerintah—khususnya terkait

21 Tahun dan Kesendirian

Image
                                                             Gak selamanya yang membersamaimu sekarang kelak akan membangun mahligai rumah tangga denganmu~             Setiap orang itu pasti punya pasangannya masing-masing. Semua sudah ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa jauh sebelum kita lahir. Doktrin itu jadi obat penyembuh luka di kala kita nangis bombay karena doi selingkuh.             Memang, jodoh itu udah ada yang ngatur. Cuma kita gak tahu aja—termasuk gak tahu kalau jodoh kita di dunia atau akhirat. Maka, putus dari seseorang gak mesti bikin kamu sedih berkepanjangan—apalagi bikin trauma menjalin hubungan.             Trauma atau enggak, ya, itu pilihan masing-masing. Maksudnya, kamu gak bisa terus-terusan maksa seseorang buat gak trauma untuk menjalin hubungan kalau dia beneran udah kapok soal yang namanya cinta-cintaan.             Biarkan ia menemukan satu masa di mana bisa menganggap bahwa hubungan percintaan itu belum perlu-perlu banget ia bangun kembali.        

3 Alasan Kenapa Pulang-Pergi ke Kampus Lebih Masuk Akal Ketimbang Ngekos

Image
               Bulan Agustus jadi bulan yang hectic banget buat mahasiswa yang mulai memasuki dunia kampus. Setelah selesai euforia keterima di kampus negeri lewat jalur SBMPTN, mereka harus beradaptasi dengan tradisi kuliah yang meriweuhkan . Salah satu tradisi yang lazim terjadi ketika perpindahan dari SMA ke kuliah adalah pusingnya mencari tempat tinggal sementara atau kosan yang strategis. Strategis di sini punya tiga kriteria: murah, deket kampus, kamar mandi dalem. Tiga aspek ini biasanya yang jadi pertimbangan buat maba dalam memilih tempat kos. Tapi, kenyataan yang dihadapi justru sebaliknya—terutama soal sisi kemurahan. Tempat kos yang punya jarak beberapa ratus meter saja dengan kampus biasanya punya harga yang jauh lebih mahal. Ya sama kayak kita cari ruko buat jualan: ruko di pinggir jalan lebih mahal daripada ruko yang ada di dalem gang karena ruko di pinggir jalan bisa menggaet konsumen yang lebih banyak.             Daripada pusing cari kos yang murah dan strategis, o

PPKM Diperpanjang LagiLagiLagi

Image
  PPKM Diperpanjang LagiLagiLagi Gambar: infobaru.id Oleh: M. Rizky Ilman Dwiputra, mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia PPKM kembali diperpanjang, bahkan sekarang berlevel hampir kayak menu Richeese. Kebijakan PPKM diperpanjang kali ini terhitung dimulai dari tanggal 3 Agustus hingga 9 Agustus 2021. Tapi kenapa harus PPKM? Perlukah pembatasan seperti itu? Dan apa sih PPKM sebenarnya? Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) merupakan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya pencegahan penularan Covid-19. Proses pencegahan penularan Covid-19 ini dilakukan dengan pembatasan interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. PPKM merupakan terusan dari aturan yang sebelumnya dibuat oleh pemerintah yakni Pembatasan Berskala besar (PSBB). Kemudian, istilah PPKM ini resmi digunakan sejak 11 Januari 2021. PPKM sendiri sudah bergant

Batagor Kering VS Batagor Kuah: Temukan Kepribadianmu!

Image
  Tim batagor kering vs kuah adalah series baru dalam dunia kuliner.             Makanan bukan lagi jadi sekadar kebutuhan primer manusia untuk bertahan hidup. Makanan sudah jadi ideologi baru yang bisa memecah belah masyarakat—kalau baperan . Aktivitas makan pun bukan lagi jadi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tubuh saja, lebih jauh dari itu dijadikan ajang memproklamasikan keberpihakan terhadap kubu-kubu tertentu.             Bubur diaduk versus bubur tidak diaduk jadi salah satu contoh cara pecah belah masyarakat Indonesia—kalau baperan —yang paling banyak penganutnya. Masalahnya sepele: kamu orang yang suka makan bubur diaduk atau tidak. Kubu bubur diaduk punya argumen buat mendiskreditkan kubu bubur tidak diaduk. Sebaliknya, kubu bubur tidak diaduk juga punya segudang counter attack untuk mematahkan argumen dari kubu bubur diaduk.             Konflik bubur diaduk versus bubur tidak diaduk muncul lewat salah satu postingan akun Facebook bernama PapaZombie pada tanggal 22 Jan