Mengenal Hoax dan Gaslighting Sebagai Sebuah ‘Paket’
Punten, pakeett~
Semua
hal yang ada di dunia ini diyakini sudah ada pasangannya masing-masing. Malam dan
siang, air dan api, aku dan kamu. Tuhan menciptakan semua yang ada di muka bumi
ini berpasang-pasangan untuk saling melengkapi—supaya apapun yang ada di bumi
ini tidak ada yang jomblo. Konsep saling melengkapi ini tidak melulu tentang
penciptaan sesuatu di muka bumi ini, lebih jauh dari itu konsep saling
melengkapi ini juga terdapat dalam perbuatan. Salah satunya adalah hoax dan gaslighting.
Kata hoax (ho.aks) menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia memiliki pengertian sebuah informasi bohong. Lebih lanjut, Wikipedia
mengartikan hoaks sebagai berita bohong atau palsu yang kebenarannya tidak ada
sama sekali. Tujuannya tentu untuk menimbulkan kepanikan dan kebingungan di
tengah masyarakat. Hoax sendiri
berasal dari seorang Filsuf Inggris bernama Robert Nares. Nares mengartikan hoax berasal dari kata hocus, yang berarti menipu. Kata hocus merupakan kependekan dari “hocus pocus” yang pernah diucapkan Masha
dalam film Masha and The Bear sebagai mantra untuk menyihir.
Hoax adalah kebohongan. Hoax merupakan manipulasi atau
kebohongan dari fakta yang sebenarnya. Maka, ketika seseorang akan membuat
berita hoax, ia terlebih dahulu perlu
melihat faktanya seperti apa. Barulah ia bisa membuat sebuah hoax sebagai manipulasi dari fakta yang
ada. Suatu berita tidak dapat dikatakan hoax
jika tidak ada rujukan faktanya. Itu namanya ngayal. Berkhayal boleh, bebas saja. Itu manusiawi, kok.
Seseorang
tidak bisa menuduh orang lain menyebarkan hoax
jika fakta yang dijadikan hoax belum
diketahui atau justru belum ada. Fitnah kok
dibalas fitnah, hih.
Hoax selalu berpasangan dengan gaslighting. Gaslighting ini tak ubahnya tempat berlindung dari hoax yang dibuat. Kamu bingung? Analoginya
akan saya bahas beberapa paragraph lagi. Stay
tune.
Beberapa
minggu lalu, Narasi Newsroom mengunggah video berjudul “Manipulasi yang Dipakai
Orang Pacaran hingga Politikus” di kanal YouTube
mereka. Di dalam video tersebut,dihadirkan informasi mengenai gaslighting yang ternyata menyerang
sendi-sendi kehidupan—bahkan kehidupan pribadi.
Menurut
Tara Brabazon, pengajar Studi Kultural di Flinders University, gaslighting adalah manipulasi terhadap
seseorang atau kelompok yang menyebabkan mereka mulai mempertanyakan
kredibilitas mereka. Istilah gaslighting mulai
populer pada tahun 1940-an lewat film berjudul Gas Light. Film yang bercerita tentang suami yang memanipulasi
istrinya agar percaya bahwa sang istri gila. Drama banget, gak, sih?
Masih
menurut Tara Brabazon, gaslighting menggunakan
kebohongan, penyangkalan, kontradiksi, manipulasi, untuk membuat korban
meragukan dirinya sendiri. Sebuah pemengaruhan secara psikologi yang memang
membuat bingung. Tapi, ya, itulah hidup. Kalau sudah tak bingung, sudah tak
hidup berarti.
Lalu,
bagaimana maksud hoax dan gaslighting itu sebagai sebuah ‘paket’?
Begini analoginya. Bayangkan kamu sedang menjalani suatu hubungan. Bayangin aja dulu, jadi kenyataan urusan
belakangan. Saat menjalani hubungan, kamu merasa pasanganmu memiliki
sesuatu yang disembunyikan. Misalnya, perselingkuhan. Lalu kamu mencari tahu
fakta-fakta tentang perselingkuhan pasanganmu, dan ternyata memang terbukti. Kamu
lalu menyampaikan fakta-fakta temuanmu itu kepada pasanganmu. Kemudian,
pasanganmu membela diri dengan berkata, “Aku
sama dia gak ada apa-apa, dia cuma temen aku.”
Apabila
kamu percaya dengan kata-kata pasanganmu itu, lalu kamu merasa berlebihan dan
mempunyai pikiran, mungkin juga mereka cuma temenan—padahal kamu punya segudang bukti
bahwa pasanganmu selingkuh, itu tandanya kamu sedang mengalami gaslighting oleh pasanganmu.
Singkatnya,
gaslighting itu adalah upaya mengelak
dari kebenaran. Segala pembelaan akan dikeluarkan demi menjaga wibawa yang
dipertaruhkan. Seperti yang sudah dikatakan tadi, bahwa gaslighting ini telah merasuk ke sendi-sendi kehidupan. Maka, kamu
perlu lebih peka terhadap hal-hal yang justru malah melemahkanmu. Jika ada
keluarga, teman, rekan kerja atau pemimpin di daerahmu melakukan tindakan
seperti contoh di atas, kamu perlu sadar bahwa kamu sedang digaslight oleh doi (baca: dia).
Comments
Post a Comment