Rujak Jambu Kristal Viral Adalah Keniscayaan

Inovasi kuliner di seluruh dunia terus mengalami perkembangan. Munculnya variasi makanan atau minuman mampu memberikan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Inovasi dibutuhkan untuk tetap bertahan dalam dunia perkulineran. Kemajuan zaman dan akses informasi yang terbuka membuat inovasi kuliner dapat berkembang dengan pesat—bahkan menjadi viral.

            Salah satu inovasi dalam bidang kuliner yang sedang viral—khususnya di daerah Bandung Raya—adalah kemunculan Rujak Jambu Kristal. Penjual Rujak Jambu Kristal biasanya dapat ditemui di pinggir jalan dengan etalase kecil dan meja kayu sebagai tampilan utama. Tak lupa sebuah payung warna-warni untuk mempercantik tampilan—dan pelindung dari panas dan hujan.

            Kemunculan Rujak Jambu Kristal sekilas tampak aneh. Pasalnya, kemunculan variasi rujak ini menimbulkan beberapa pertanyaan yang hanya bisa mendapat jawaban ketika sudah mencicipinya.

“Masa rujak cuma pake jambu Kristal aja?”

“Bumbu sambelnya kek gimana ya?”

“Jambu kristal tuh beneran gak ada bijinya?”

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berlari-lari di benak saya. Akhirnya, saya mencoba membeli satu porsi Rujak Jambu Kristal untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ternyata, Rujak Jambu Kristal ini sangat berbeda dengan rujak yang sudah populer di Indonesia, seperti Rujak Bebek, Rujak Coel, Rujak Cuka, dan rujak-rujak lainnya.

Perbedaan yang paling menonjol dari Rujak Jambu Kristal adalah: sambalnya. Ya, sambalnya. Jika kebanyakan sambal rujak itu terdiri dari gula merah, asem jawa, cabe, garam, dan air, sambal rujak ini hanya terdiri dari bumbu asin dan bumbu pedas. Kalau kalian gak tahu bubuk asin dan bubuk pedas itu seperti apa, ya kira-kira seperti bumbu yang ada di cimol, basreng, atau jajan lainnya.

Sambal rujak ini kering—berbeda dengan sambal rujak lain yang biasanya cair. Justru menurut saya, di situlah keunikan dari Rujak Jambu Kristal ini dan membedakannya dengan rujak-rujak lain. Sensasi asin, asam, dan pedas menjadi cita rasa yang sangat menonjol dari rujak ini. Boleh saya katakana, Rujak Jambu Kristal ini tidak bisa disandingkan dengan varian rujak yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Alasannya sederhana: sambalnya gak cair! Yang namanya rujak kan sambalnya cair—biasanya. Jadi kalau tidak cair? Bukan rujak. Sama halnya dengan kredo masyarakat Indonesia: makan apapun kalau tanpa nasi, bukan makan namanya, tapi nyemil!

Menurut kalian gimana?


Comments

Popular posts from this blog

Jihad Abdul Jaffar bin Baehaki

Mengenal Oedipus Complex dan Electra Complex

Bahasa Indonesia Sudah Go Internasional!