Semua Akan “Hati-Hati di Jalan” pada Akhirnya
(1)
Perjalanan membawamu bertemu denganku, ku bertemu kamu~
“Hati-hati di jalan” adalah kalimat
yang sering diucapkan kepada seseorang yang hendak bepergian. Kalimat ini, ya,
artinya harapan dan pengingat. Harapan semoga orang yang diberi ucapan ini selamat
sampai tujuan. Pengingat semoga orang yang diberi ucapan senantiasa berhati-hati
dalam perjalanan.
Perjalanan yang dimaksud di kalimat “hati-hati
di jalan” enggak melulu punya makna denotasi yang berarti bepergian dari satu
tempat ke tempat yang lain. Lebih jauh dari itu, kata “perjalanan” punya makna
yang luas; perjalanan hidup, perjalanan ibadah, dan perjalanan cinta. Perjalanan
terakhir—perjalanan cinta—nampak selalu menarik untuk diperbincangkan.
Seperti kata Tulus, “perjalanan
membawamu bertemu denganku, ku bertemu kamu”. Pertemuan dua manusia enggak bisa
lepas dari perjalanan—dalam hal ini pengalaman. Sepanjang hidup, manusia akan
terus mencari apa yang jadi tujuan utamanya. Kalau tujuannya mencari seseorang
yang ideal—menurut kriterianya—tentu itu yang akan diprioritaskan untuk dicari.
Namun kadang, sekuat apapun manusia berusaha untuk mencari, selalu saja ada
halangan—bahkan tak jarang kebuntuan—yang menyirnakan usaha itu. Makanya ada
ungkapan, “biar semesta bekerja”. Ungkapan yang terdengar skeptis bagi sebagian
orang tapi jadi suatu bentuk penyerahan yang kekal kebanyakan orang.
Sekuat apapun mencari, kalau semesta
enggak merestui, apa boleh buat? Menyerahkan segala urusan kepada semesta bisa
jadi merupakan bentuk lain dari tawakal. Manusia hanya bisa berusaha, sisanya
biar Tuhan yang menentukan. Cukup yakin saja bahwa pilihan Tuhan itu pilihan
yang baik—walaupun berusaha untuk cukup yakin adalah pekerjaan yang berat—tentu
enggak ada alasan untuk khawatir bertemu dengan orang yang salah. Toh bertemu
dengan orang yang salah pun sebenarnya punya manfaat tersendiri buat kita. Kita
jadi lebih bisa belajar dan berkembang dari pengalaman-pengalaman dengan orang
yang kita anggap salah. Tak apa, jangan menyesal. Waktu terlalu mahal hanya
untuk menyesali suatu keadaan.
Perjalanan punya banyak rahasia
untuk orang yang sabar melaluinya. Perjalanan bisa tiba-tiba mempertemukan kita
dengan orang yang selama ini kita mau dan cari. “Sepertimu yang kucari, konon
aku juga seperti yang kau cari”. Perjalanan membawa kita pada satu titik temu
dengan orang yang selama ini kita cari. Bahkan bisa jadi juga orang yang selama
ini kita cari pun, ketika bertemu dengan kita, merasa menemukan sesuatu yang ia
cari juga selama ini. Saling mencari sampai akhirnya dipertemukan semesta. Memang
indah drama pencarian, tuh. Asal kudu kuat
sabarnya aja. Katanya, kan, “orang sabar disayang Tuhan”.
Pertemuan dengan seseorang yang selama ini kita cari memang menyuguhkan kepuasan dalam diri. Ada ledakan dopamin dalam tubuh. Rasanya, hari-hari ke depan akan lebih tenang dan tenteram. Tak ada lagi perasaan resah karena sosok yang dicari tak kunjung terlihat kini sudah ada di depan mata. Tersusun banyak rencana yang akan dilewati berdua setelah pencarian panjang selama ini.
Namun ternyata, pertemuan itu hanya sesaat. Bergulirnya waktu membuat kita tersadar bahwa sebenarnya ia bukanlah orang yang kita cari selama ini. “Ku kira kita asam dan garam dan kita bertemu di belanga” nyatanya hanya ada dalam peribahasa…
Comments
Post a Comment