Posts

Terbaru

Apakah Nenek Moyang Kita Sungguh Seorang Pelaut?

Image
Sumber: Metrum.co.id Nenek moyangku seorang pelaut Gemar mengarung luas Samudra Menerjang ombak, tiada takut Menempuh badai. sudah biasa Penggalan lagu ciptaan Ibu Sud di tahun 1940 itu rasanya cukup menggambarkan bagaimana nenek moyang bangsa Indonesia; seorang pelaut. Kedigdayaan nenek moyang kita sebagai pelaut sepertinya merujuk kepada kejayaan kerajaan-kerajaan Nusantara yang punya kekuatan dan kuasa atas wilayah maritim dulu. Sebut saja Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7—13) yang menjadi pusat perdagangan internasional dan berhasil menguasai jalur perdagangan maritim di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Atau Kerajaan Majapahit (abad ke-13—16) yang menjadikan pelayaran sebagai cara untuk memperluas pengaruh politik dan ekonomi. Dua kerajaan ini tampak mencirikan bagaimana penguasaan nenek moyang kita dahulu terhadap pelayaran di Nusantara. Selain itu, kondisi geografis wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau juga menyebabkan bangsa Indonesia tidak merasa asing denga...

Apakah Dating Apps Lebih Baik Ketimbang Cari Pacar Jalur Konvensional?

Image
  Sumber: Business Insider Kalau jodoh memang sudah ditakdirkan, apakah include dengan cara mendapatkannya? Jodoh itu takdir. Jodoh di tangan Tuhan. Jodoh itu enggak mungkin tertukar. Iya, semua itu benar. Dan kita sebagai manusia wajib menjemput jodoh kita itu. Enggak bisa, tuh, berdiam diri lalu tiba-tiba dapat jodoh, menikah, dan hidup bahagia. Mimpimu ketinggian, King! Ada yang bilang, jodoh itu cuma berpusat di dua tipe orang: teman dekat (mau teman PAUD, SD, SMP, SMA, kuliah, bebas) atau orang asing. Yang kedua, bukan orang dari etnis dari negara lain, ya. Orang asing di sini adalah orang yang sama sekali belum pernah kita temui sepanjang hidup di dunia. Hal ini diperkuat juga oleh studi tak komprehensif yang saya lakukan terhadap beberapa teman yang sudah menikah. Kalau bukan teman dekat, ya, orang yang belum pernah mereka temui yang jadi jodohnya. Ini bikin saya enggak khawatir-khawatir banget soal jodoh. Ya, mungkin jodoh saya ada di lingkungan teman-teman ...

Perkampungan Budaya Betawi: Antara Pelestarian Budaya Betawi dan Selera Pasar

Image
  Jembatan di Perkampungan Budaya Betawi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan terletak di Jalan Moh. Kafi II, RT 13 RW 8 Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan. Luas wilayah di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan mencapai 289 hektar yang terdiri dari lahan milik pemerintah dan lahan milik masyarakat setempat. Mayoritas lahan di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini merupakan lahan milik masyarakat Betawi yang sejak lama telah tinggal di daerah ini. Lahan kepemilikan pemerintah di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini kemudian dikelola oleh Dinas Kebudayaan, Dinas Sumber Daya Air, dan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi Jakarta. Secara sederhana, Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan memiliki beberapa zona, di antaranya adalah Zona A, Zona B, Zona C, dan Zona Embrio. Zona A merupakan tempat pelestarian kesenian Betawi, seperti Museum Betawi, amphitheater , dan gedung serbaguna. Di dalam Museum Betawi, pengunjung dapat menikmati koleksi batik Bet...

Jakarta: Keterancaman Eksistensi dan Budaya

Image
  Ondel-Ondel Museum Betawi Jakarta, sebagai kota metropolitan, menjadi kota yang tidak dapat menghindarkan diri dari percampuran manusia. Jakarta menjadi muara bagi setiap orang yang datang dengan berbagai latar belakang untuk mencari peruntungan. Kondisi Jakarta yang menjadi pusat ekonomi menyuguhkan tawaran yang menggiurkan bagi setiap orang yang berniat mencari penghidupan lebih layak di Jakarta. Migrasi yang dilakukan orang-orang dari beberapa daerah ke Jakarta mengakibatkan masyarakat pribumi yang mendiami Jakarta—dikenal sebagai masyarakat Betawi—perlahan mulai terancam. Keterancaman masyarakat Betawi akibat derasnya arus migrasi orang-orang dari luar Jakarta tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari sisi keberlangsungan hidup. Hal tersebut memaksa masyarakat Betawi melakukan berbagai kompromi agar dapat mempertahankan eksistensinya di tengah gempuran urbanisasi Jakarta. Sebagai gambaran, penduduk asli atau pribumi daerah Jakarta merupakan suku Betawi yang berasal dari...

Pupujian: Tradisi Lisan Sunda yang Sarat Nilai

Image
  Sumber: Jernih.co Tradisi lisan adalah sebuah perwujudan dari kebudayaan dan pranata sosial yang terdapat dalam suatu masyarakat. Tradisi lisan yang secara turun-temurun diwariskan kepada generasi selanjutnya dapat dipastikan menandung nilai-nilai budaya yang penting untuk dipelihara oleh masyarakat setempat. Nilai-nilai tersebut dihidupi oleh masyarakat pemilik kebudayaan karena hal tersebut merupakan sebuah tradisi yang biasa dilakukan oleh leluhurnya dahulu. Salah satu tradisi lisan yang hidup dalam masyarakat Sunda adalah tradisi pupujian . Tradisi pupujian merupakan sebuah puisi lisan yang berisi ajaran-ajaran agama Islam. Pupujian merupakan sebuah bentuk tradisi lisan yang hadir setelah masuknya agama Islam ke tatar Sunda (Qori’ah et al., 2015). Hal ini menunjukkan adanya akulturasi budaya antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan Sunda. Di dalam pupujian terdapat bentuk-bentuk sastra yang mengadopsi dari bentuk sastra Arab. Hal ini menyebabkan pupujian tidak terlepas dari ...

Istri-Istri nu Dipihormat: Perempuan, Politik, dan Perlawanan

Image
  Sumber: Tokopedia Perempuan—sebagai seorang individu yang diciptakan oleh Tuhan—tak pernah mendapat perlakuan adil dalam dunia sehari-hari. Perempuan selalu diidentikkan dengan kelembutan, kelemahan, dan ketidakberdayaan. Penggambaran perempuan tidak pernah berdasarkan diri perempuan itu sendiri, tetapi selalu bertolak dalam hubungannya dengan laki-laki (Karlina, 2018) . Perempuan juga tak jarang selalu dijadikan objektifikasi sebagai pelengkap kehidupan laki-laki. Tak ayal perempuan pun selalu dipandang rendah dan ditempatkan pada urusan domestik rumah tangga. Perempuan yang selalu dipandang rendah ini tak lepas dari budaya patriarki yang berlaku. Patriarki—yang memandang perempuan sebagai makhluk inferior—melanggengkan sebuah paradigma bahwa perempuan merupakan makhluk yang subordinat dan lemah. Padahal, secara biologis, justru perempuan lebih kuat daripada laki-laki. Dalam aspek biologis, perempuan mampu menahan rasa sakit dalam menghadapi sebuah persalinan yang rasa sakitnya ...